Kaki ku yang malang
Terima kasih
lah kepada para pencipta alas kaki yang membuat kaki kaki kita terlindungi dari
marabahaya liarnya permukaan bumi. Iya, Gue mau bercerita tentang hancurnya
kulit telapak kaki gue di gerus kasarnya permukaan bumi. Andai telapak kaki gue
adalah sebuah planet, maka planet Mars adalah planet yang cocok untuk
menggambarkan lecet-lecetnya telapak kaki gue ini huhu
Kisah kelam
ini diawali ketika di depan rumah gue tiba-tiba ada lapangan bola. Dulunya,
depan rumah gue ini adalah kebon singkong yang lumayan luas. Karena masa panen
udah beres, dan lapangan di biarin kosong melompong, maka dosa besar bagi
anak-anak kecil pecinta sepak bola untuk tidak memanfaatkannya. Dalam waktu
beberapa hari, terciptalah lapangan bola kualitas standar kampung-kampung di
Indonesia. Gue ga bisa ngebayangin apa jadinya kalo anak-anak ini di kasih
beasiswa buat jadi arsitek. Mungkin puluhan stadion mewah akan berdiri kokoh di
bumi pertiwi.
Bentuk
lapangan bola depan rumah gue ini unik, garis out nya engga keliatan, engga ada
rumputnya sama sekali, gawangnya dari bambu, lapangannya engga rata. Kalo suatu
saat manusia udah tinggal di bulan, mungkin gue ga usah beradaptasi lagi buat
maen bola disana.
Beberapa
hari yang lalu, gue di ajak buat maen bola di bulan, maksud gue maen di
lapangan bola depan rumah gue yang engga rata itu. Dengan antusias, gue
beranjak menuju lapangan. Tenang, gue engga naek Appolo 11 bareng Neil Amstrong
kok.
Oke, hal
pertama yang gue harus tau, ternyata kalo maen di lapangan itu engga boleh pake
sepatu alias nyeker. FINE!
Hal yang
kedua, di lapangan masih banyak batu-batu tajem dan hal lain yang bisa buat
pemain cidera kaki tanpa perlu di tackle. FINE!
Hal yang
ketiga, kalo nedangnya kekencengan bakal masuk ke kebon di belakang gawang. Dan
yang nendang, harus ngambil bolanya sendiri. Sialnya di kebon itu banyak banget
taneman berduri. Dan kalo lagi hoki bisa meet
and great bareng uler dan temen temennya. BANGKAI! Mau maen bola apa mau
jadi panji sang penakluk yang pernah tayang di global TV!
Ketika gue
mau ngambil bola terus ketemu uler, gue bakal nyari kamera terus bilang, “Ya pemirsa, ini dia uler kebon” (Ga
dibilangin juga udah tau nyeet!) “Pemirsa,
Ini adalah salah satu hewan berbahaya, jika di ganggu dia akan mengeluarkan
bisanya, jika di siram air keras dia akan mati, luar biasa sekali hewan ini
pemirsa” (Kemudian pemirsa ngambil air keras buat di lempar ke muka gue).
Setelah
mengetahui 3 peraturan dasar yang untungnya gue tau, gue bermain bola layaknya
tentara Amerika berlari hati-hati buat menghindari ranjau Vietnam. Salah
langkah dan nginjek hal yang engga-engga, mati lah kaki awak ini. 20 menit
pertama, kaki gue masih ada dua dan engga ada tendangan gue yang nyasar ke
kebon. Alhamdulillah.
Beberapa
menit kemudian, tempo permianan mulai meningkat. Alhasil, gue harus lebih gesit
dan berlari ke segala penjuru arah buat merebut bola. Dan tanpa gue harapkan,
kaki gue nginjek batu kecil yang lumayan tajem. Rasanya kaya di gampar bolak
balik ama tukang ketoprak (Entah kenapa yang ada di pikiran gue cumen tukang
ketoprak), Sakit meen sakiit!. Tadinya gue mau guling-guling di lapangan, tapi
gue tau di pinggir lapangan engga ada paramedis layaknya Eva Caneiro di
Chelsea, niat buat guling-guling di lapangan gue urungkan.
Ini bukan ciri-ciri penyakit tetanus |
Selain itu,
karena panasnya permukaan lapangan, kaki gue jadi melepuh gitu. Kaya ada cairan
di dalem kulit permukaan kaki gue. Telapak kaki gue hancur lebur. Hei Telapak
kaki, Maaf kan lah otak ku ini yang tidak berpikir logis untuk bermain di
lapangan seperti itu tanpa sepatu bola huhu.
***
Beralih ke
masalah lain, mengikuti jejak para blogger lain, rencananya gue mau bikin
sebuah segmen di blog gue ini, namnya DIJEH THEORY. Di segmen Dijeh Theory ini kalian boleh bertanya ke gue tentang segala
hal yang pengen kalian tanyakan, mulai dari percintaan, kehidupan, jodoh dan
lain-lain. Contohnya, “Kak dijeh kak
dijeh, gimna sih caranya supaya pacar aku bisa cinta sama aku terus” atau “Kak dijeh kenapa sih Zyan Malik mirip kak
dijeh”. Asalkan pertanyaan itu tidak berbau SARA, misalnya “Kak Dijeh kak Dijeh, berapa sih IPK nya?”. Jangan kan gue jawab, gue baca aja kaga.
Pertanyaan
kalian, bisa di sampaikan lewat Twitter gue, FB atau komen di blog gue.
Pertanyaan kalian akan gue jawab di postingan blog setiap hari Sabtu. Dan
semoga segmen Dijeh Theory ini bakal asik dan seru dijalanin.
Waduh, kasian itu kakinya. Kalo bisa nangis pasti udah nangis ._.
ReplyDeleteSaya kuat saya kuaaat
Deletehaha makanya kalo mau bola, lapangannya disiram air dulu biar nggak terlalu panas :p
ReplyDeleteIa tadinya pas main bola mau teriak, "AIR AIR AIR AIR AIR"
Delete