Masalah Wasit Bola Indonesia #KeributanSosialMedia
Satu hal yang bikin gue jarang dan males ngeblog belakangan ini adalah karena gue suka bingung mau bahas apa. Entah karena memang lagi kurang punya keresahan atau memang insting mencari topik untuk ditulis jadi menurun. Kalau gue cek, terakhir posting di sini bulan Agustus 2021. Hampir 3 bulan blog ini dianggurin kayak orang tua.
Jadi, supaya agar blog ini masih tetap ada isinya, gue pun berpikir keras untuk menulis sesuatu hal apa pun deh. Akhirnya tercetus sebuah ide di mana gue mencoba mengulas hal-hal apa aja yang lagi ramai di sosial media dengan tajuk #KeributanSosialMedia. Biar keren pakai hestek.
Dalam tajuk ini, gue bakal membahas sesuatu yang lagi ramai diperbincangan oleh warganet di jagat sosial media, terutama di Twitter. Solanya gue nggak terlalu aktif main FB atau IG. Tapi biasanya, hal apapun yang lagi trending di media sosial, bakal ramenya juga di Twitter.
Kenapa gue memilih tajuk ini? Pertama, tentu aja supaya gue punya bahan buat nulis. Kedua, mengasah kemampuan gue dalam beropini. Ketiga, dari pada ikutan ribu-ribut di sosial media sehingga meningkatkan probabilitas darah tinggi dan hipertensi, lebih baik jadi bahan buat nulis yang mana masuk ke alasan pertama. Nah jad ke balik-bolak gini kan.
Yaudah deh, langsung aja nih lagi ada keramaian apa aja sih di media sosial kita pada hari ini 2 November 2021? Seperti yang sudah tertera di judul, jadi yang lagi ramai diributin sekarang adalah perilah sebuah video tayangan sepak bola. Tentunya video ini bukan sembarang video karena menimbulkan keributan di mana-mana.
Cuplikan insiden yang terjadi pada pertandingan @PPSM_MGL vs Persak Kebumen siang tadi. Santino Berti dilanggar dengan keras oleh pemain Persak, namun wasit hanya memberi kartu kuning padahal pelanggaran terjadi di depan mata wasit.
— Magelangfootball.com (@mgl_football) November 1, 2021
📽️ Rans Entertainment#Magelangfootball pic.twitter.com/bjIeNs3h6d
Video yang diunggah di Twitter oleh akun @mgl_football, memperlihatkan seorang pemain dari klub Persak Kebuman melakukan pelanggaran keras terhadap pemain PPSM Magelang. Gimana nggak, kaki dari pemain Persak Kebumen itu menerjang secara keras leher dari pemain PPSM Magelang. Akibat insiden tersebut, pemain PPSM Magelang mengalami cedera yang cukup serius dan langsung dibawa oleh ambulan ke rumah sakit.
Nah, selain pelanggaran keras ini, yang membuat video brutal itu menimbulkan keributan adalah keputusan wasit yang cuma memberi hukuman kartu kuning bagi pemain Persak Kebumen. Padahal dari tayangan video, wasit berada tepat di depan terjadinya pelanggaran sehingga bisa melihat secara jelas bagaimana proses pelanggaran itu terjadi. Sontak aja, kegeraman publik atas kepemimpinan wasit di laga tersebut dilampiaskan di sosial media.
Kekerasan di ranah sepak bola Indonesia ditambah keputusan wasit yang sering ngadi-ngadi boleh dibilang sudah jadi hal lumrah di negeri +62. Baru beberapa bulan liga Indonesia bergulir paska pandemi, sudah banyak kejadian aneh bin ajaib di industri sepak bola Tanah Air.
Yang paling hangat adalah ketika 5 pemain dari klub Perserang diangap terlibat dalam pengaturan skor. Padahal, PSSI sempat cukup gencar melawan para mafia bola hingga tuntas. Tapi nyata, masih ada aja yang bandel. Dan kayaknya pun, kalau PSSI masih dipimpin oleh orang yang nggak kredibel, bola Indonesia mah nggak akan ke mana-mana deh. Jangankan masuk Piala Dunia atau Piala Asia, nyusun jadwal Liga supaya nggak bentrok sama FIFA matchday aja nggak bisa. Hadeeeeh!! PSSI GOBLOK.
Balik lagi ke masalah wasit. Kayanya kita ini belum punya lagi wasit-wasit bagus selain Thariq Alkatiri, Jimmy Napitupulu, atau Purwanto. Bahkan dua nama terakhir udah lama pensiun. Padahal wasit adalah bagian penting bagaimana sepak bola sebuah negara bisa maju. Kalau wasitnya goblok seperti yang sering diteriakan supporter, gimana main bola bisa bener. Keputusan-keputusan kontroversial bakal merusak keindahan sepak bola, menurunkan metal pemain, menghancurkan hati penonton.
Padahal, tugas seorang wasit sangat mulai. Wasit di atas lapangan sepak bola bahkan punya otoritas lebih tinggi dari pada Tuhan. Keputusan wasit adalah mutlak. Kata wasit pelanggaran, ya pelanggaran. Kata wasit kamu kartu merah dan harus pergi dari lapangan, ya pemain tidak bisa menolaknya.
Manusia boleh menjadi atheis dengan tidak memepercayai eksistensi Tuhan. Tapi sekafir-kafirnya seorang pemain sepak bola, tidak akan bisa meniadakan kehadiran wasit di atas lapangan.
Kemuliaan terpilih sebagai wasit sepak bola di Indonesia ini lah yang perlu banyak dibenahi. Perlu adanya pelatihan serius. Kalau bisa, diberikan beasiswa belajar ke luar negeri atau mendatangkan wasit luar yang punya kredibelitas untuk melatih wasit-wasit dalam negeri. Jadi jangan cuma impor pemain asing aja, tapi juga coba undang wasit-wasit level Asia lah minimal untuk memberikan kepelatihan wasit.
Tapi ya sepak bola Indonesia mah masih gitu-gitu aja lah. Makanya gue kadang kasian sama orang-orang yang masih suka nonton bola lokal. Gak dapet hiburan yang semestinya.
Post a Comment for "Masalah Wasit Bola Indonesia #KeributanSosialMedia "