Pengalaman Makan Sate Ratu di Jogja, Enak Tenan!
Sate Ratu menjadi salah satu kuliner yang banyak direkomendasikan ketika berkunjung ke Jogja. Kebetulan, berhubung lagi pulang kampung ke Klaten, gue diajak main ke Jogja bersama istri dan kakak ipar untuk makan Satu Ratu.
Eits Sate Apa nih?
Sebagai orang Indonesia, karier persatean gue memang sudah lumayan tinggi. Beragam sate pernah gue cicipi.
Sate Madura? Check!
Sate Maranggi? Check!
Sate Klatak? Check
Sate Buntel? Check
Tapi, apakah Sate Ratu ini? Apakah ini adalah sate yang cuma dimakan oleh Bunda Maia dan Mulan Jameela?
Oh tentu tidak ternyata saudara ku.
Lokasi Sate Ratu
Gue akan jelaskan dari mulai lokasi Satu Ratu berada. Sate Ratu berlokasi di Jogja Paradise Food Court, Jalan Magelang KM. 6, Sleman Yogyakarta (Depan The Rich Hotel). Sebenarnya lokasi tempat Sate Ratu ini di pinggiran kota Jogja. Namun, meski bukan di pusat kota, Sate Ratu bisa mencuri perhatian dan bahkan disebut-sebut sebagai makanan wajib dicicipi di Jogja.
Sate Ratu buka mulai pukul 11 pagi sampai 9 malam. Untuk menghindari waiting list karena saking ramainya tempat ini, gue datang sekitar jam 11.15. Dan ya, meskipun cuma beda 15 menit dari jam buka, ternyata tempatnya sudah hampir penuh. Beruntung, gue cuma nunggu sekitar 5 menit buat bisa dapet duduk. Jadi tips dari gue kalau mau datang ke Sate Ratu, lebih baik datang sepagi mungkin untuk menghindari waiting list.
Pelayanan di sana sangat super duper ramah. Serius deh. Mas dan Mbak-nya itu sopan-sopan banget. Terutama ketika menjelaskan menu-menu yang dijual di Sate Ratu.
Iya, ketika duduk, kami langsung disambut mas dan mbak pelayan di Sate Ratu sambil menanyakan mau pesan apa aja. Karena memang baru pertama kali ke situ, masnya tanpa sungkan menjelaskan secara detail menu-menunya. Kata masnya, ada promo minum dan nasi gratis kalau kamu posting di Instagram sambil tag akun Sate Ratu.
Menu Sate Ratu
Sate Ayam Merah ternyata nggak sesimpel Namanya. Meskipun Namanya gak dibikin ribet dan kebule-bulean seperti Red Chicken Satay, tapi rasanya bener-bener enak bangeets sobatku!
Sate Ayam Merah yang jadi menu andalan di Sate Ratu nggak seperti sate kebanyakan. Dihidangkan tanpa sambal kacang, kecap, timun, acar, tomat, atau lain sebagainya. Cuma Sate tok! Warnanya yang merah menggoda dengan potongan daging yang besar, ketika digigit, lembut dan juice. Paduan pedas dan manisnya berimbang.
Bumbu yan jadi olahan dalam Sate Ayam Merah ini terinspirasi dari sambal Rembiga asal Lombok. Juga terdapat campuran beberapa bumbu khas Banjarmasin. Komponen tersebut diselaraskan, kemudian menjadi saus merah yang otentik khas Sate Ratu.
Harga untuk Sate Ayam Merah ini dibanderol Rp25 ribu per porsi. Satu porsinya 5 tusuk sate. Memang sih, untuk ukuran 1 porsinya ini lumayan dikit meskipun potongan dagingnya besar. Gue aja memesan 3 porsi Sate Ayam Merah dan 1 nasi putih.
Selain Sate Ayam Merah, ada dua menu andalan lain Sate Ratu yaitu Sate lilit basah dan ceker tugel. Sayangnya, ketika gue datang ke sana, dua menu itu sudah habis. Jadi gue gak bisa menjelaskan secara rinci.
Dikunjungi Pelanggan dari 85 Negara
Salah satu yang unik dari tempat Sate Ratu lainnya adalah terdapat sebuah peta dunia dan daftar negara-negara di dunia pada dinding. Bukan sembarang peta dunia, tapi itu merupakan daftar wisatawan mancanegara yang pernah berkunjung ke Sate Ratu. Ketika gue ke sana, total sudah ada tamu dari 85 negara yang mencicipi Sate Ratu. Itu artinya, Sate Ratu nggak cuma sukses sebagai kuliner lokal, tapi juga cukup dikenal bagi turis asing.
Pada dinding lainnya tertempel juga berbagai piagam penghargaan berskala nasional dan Internasional.
Pendiri Sate Ratu
Fabian Budi Seputro jadi orang paling bertanggung jawab atas kesuksesan Sate Ratu di Jogja ini. Ia merupakan sang pemilik yang mendirikan brand Sate Ratu sejak tahun 2016 lalu. Mulanya, warung ini berkonsep angkringan premium dengan nama Angkringan Ratu yang menjajakan menu sate-satean dengan pangsa pasar wisatawan asing.
Sayangnya, Angkringan Ratu memutuskan tutup setelah ditinggalkan oleh partner bisnis mas Budi. Tak tinggal diam, mas Budi lalu mengubah konsep angkringan ratu menjadi sebuah kedai makan dengan nama Sate Ratu seperti yang kita kenal sekarang. Mas Budi pun masih mempertahankan menu andalannya di Angkringan Ratu yaitu sate. Budi mengungkapkan sate adalah produk paling laris saat berjualan di angkringan serta sate ayam juga dapat diterima oleh semua kalangan.
Mungkin ada yang penasaran, kenapa sih dinamakan Sate Ratu? Tentunya ini tidak ada hubunganya dengan band Ratu yang dulu populer loh. Nama ini nggak luput dari semangat dan cita-cita mas Budi dalam berbisnis. Ia hanya ingin menjual produk kualitas premium sehingga memilih kata “Ratu” sebagai gambaran produknya.
“Yah, saat itu menurut kami kata ‘Ratu’ sangat mewakili segala hal yang bersifat premium dan sangat cocok dengan background Jawa yang ingin kami usung karena kata ‘Ratu’ menggambarkan kasta yang tinggi,” ungkap mas Budi dikutip dari bernas.id
Gue sangat merekomendasikan kamu untuk datang ke Sate Ratu. Meski harganya cukup mahal, tapi sebanding dengan rasa yang disajikan.
Post a Comment for "Pengalaman Makan Sate Ratu di Jogja, Enak Tenan!"